Kamis, 19 Desember 2013

Siraman


            Siraman merupakan upacara kembang bagi segala keperluan, tetapi utamanya bagi calon pengantin wanita dan pria sehari sebelum panggih.
Macam-macam upacara siraman
1.      Siraman pusaka  di sebut Jamasan biasanya pada 1 sura
2.      Siraman mitoni bagi ibu hamil
3.      Siraman Sukeran bagi gadis yang haid pertama kali
4.      Siraman Supitan bagi anak lelaki yang disupit
5.      Siraman Ruwatan bagi penyandang sukerta
6.      Siraman bagi pengantin
Siraman dikenal pula sebagai adus kembang atau adus pamor di sebut demikian karena airnya diambil dari 7 sumber mata air yang bersih yang di campur jadi satu (air pamorsih), ditaruh disebuah polongan besar (guci bagus) diberi bunga 7 rupa, ada baiknya jika air diambil dari tempuran yakni tempat bertemunya 2 hilir air sungai sebagai perlambang ikatan baru keluarga atau dua insane yang saling mencintai.
Tujuan Siraman untuk memohon berkah kepada Allah, menghilangkan segala gangguan dan pengaruh buruk, membersihkan diri dari kotoran-kotoran ( rereged, kotor raga dan kotor rasa ), terbebas dari segala pikiran dan beban masa lalu dan mencari kesegaran raga dan rasa sehingga sukses menempuh hidup baru.
Siraman diadakan pagi atau sore hari. Siraman pagi berarti menurut kebiasaan para bidadari yang senang mandi pagi hari sehingga calon pengantin bisa secantik bidadari. Tempat siraman bisa dimana saja, biasanya dibutkan sebuah taman dengan krobongan berhiaskan tatanan tanaman daun dan bunga indah sehingga tercipta taman sari yang cantik mempesona. Yang nyirami pengantin adalah mereka yang merestui perkawinan. Orang yang nyirami disebut Panjurung. Syarat bagi pengantin puteri yang nyiram juga puteri begitu juga pengantin kakung/pria juga yang nyirami pria. Panjurung harus sudah berkeluarga dan punya putera, jumlah 7 orang lalu terakhir orang tua pengantin. Jadi jumlahnya penyiraman ada 9. Namun kebiasaan sekarang boleh lebih dari 7 orang.
Sesaji Siraman Pengantin
Sesaji Siraman : tumpeng robyong, tumpeng gundul, jenang bubur merah putih, jajan pasar, kembang borah, tebu wulung setangkep (sepasang), ayam hidup, kendhi klenthing berisi air 7 sumur mata air, kemabang setaman.
Air Siraman : air pamorsih, bunga setaman seperti bunga 7 rupa.
Alas Dhudhuk bagi calon pengantin : klasa Bangka, klasa pandan anyar/baru, daun opo-opo, daun kluwih, daun kara, alang-alang, dhadhap serep, mojo. Semuanya di bungkus kain mori putih, kain tutup : letrek jingga, bangun tulak, sindurlwatan, sembagi, yuyu sekandhang, mayang mekar, lurik nuluh watu.
Kosok (gosong)siraman terdiri dari tepung beras 7 warna daun kemuning dan mangir. Cidhuk (gayung) siraman lebih bagus berbentuk siwur.
Prosesi Siraman
Calon pengantin berpakaian pasatan, hanya jarik kemben.
Mohon doa restu kepada Panjurung
Urutan Siraman :
Sesepuh paling tua, 3 kali menyiram lalu ibu-ibu semua 3 kali nyiram.
Ayah dan ibu pengantin terakhir kali, airnya dari kendi pamorsih lalu kendhinya dibanting sampai pecah sampai berujar “ora mecah-mecah kendhi, mecah pamore anakku”.
Gendhongan lalu pengantin di gendhong orang tuanya ke kamar pangantin.
Kirim toya/air pamorsih siraman kepada calon pengantin pria sehingga siraman memakai air yang sama.
Sesudah siraman, masuk pada acara halup-halupan yakni pengeringan rambut memakai ratus wangi oleh perias, barulah pengantin dipaes.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar