Pranata Orang Hamil hingga Melahirkan di Kabupaten Cilacap
MAPATI
(4 Bulanan)
1.
Pengertian
Mapati adalah upacara
yang diselenggarakan pada saat bulan keempat masa kehamilan. Upacara mapati di
dalam Islam saat usia kandungan memasuki usia empat bulan dimana sang jabang
bayi sudah ditiupkan rohnya, saat janin (embrio) berusia 120 hari (atau 4
bulan) di mulailah kehidupan dengan ruh, dan saat itulah ditentukan bagaimana
ia berkehidupan selanjutnya, di dunia sampai akhirat.
2.
Prosesi
Prosesi mapati yang ada di
daerah kabupaten Cilacap, dengan mengadakan slametan di malam hari. Di dalam
prosesi slametan itu membaca 7 surat-suratan yang terdiri dari surat Yasin,
surat Yusuf, surat Maryam, surat Waqiah, surat Ar-Rahman, surat Luqman dan
surat Alkhafi. Slametan ini dihadiri oleh kyai, para tetangga dan juga sanak
sodara untuk berdoa dan mendoakan ibu dan sang jabang bayi. Juga sebagai
permohonan kepada Allah, agar nanti anak yang sedang dikandung bisa lahir
sebagai manusia yang utuh, sempurna, sehat, selamat, dianugerahi rezeki yang
baik, panjang umur dan juga beruntung di dunia maupun akherat nanti. Didalam
acara slametan tersebut, disiapkan tumpeng yang berisi semua hasil bumi sebagai
rasa syukur kepada Allah swt, juga tidak ketinggalan kupat dan urab.
MITONI
( 7 Bulanan)
1.
Pengertian
Mitoni adalah
upacara yang diselenggarakan pada bulan ketujuh masa kehamilan. Pada usia 7
bulan ini, bayi sudah memiliki raga yang sempurna. Oleh karena itu tujuan dari
upacara mitoni ini untuk keslamatan sang jabang bayi dan ibu, serta untuk
menolak bala.
2.
Prosesi mitoni yang di
selenggarakan di kabupaten Cilacap, menggunakan persyaratan:
a.
Rujak buah.
b.
Tumpeng yang berisi
belut/sidat, tujuannya agar dalam proses persalinan nanti, sang jabang bayi
bisa cepat keluar dari rahim ibu seakan-akan karena licin seperti belut/ sidat.
Kemudian tumpeng di wadahi tampah dan di kelilingi oleh sayuran, seperti urab,
tempe lagis, peyek dan berbagai jenis ikan air, tidak boleh menggunakan jenis
hewan yang di sembelih seperti ayam, kambing dan sebagainya.
c.
Ada 2 cengkir yang bergambar
wayang Arjuna dan Srikandi, tujuannya apabila bayi yang lahir nantinya berjenis
kelamin laki-laki, diharapkan bisa setampan Arjuna dan apabila bayi yang lahir nantinya
berjenis kelamin perempuan, diharapkan bisa secantik Srikandi.
3.
Prosesi
a.
Pagi hari, membuat rujak buah.
b.
Mengadakan slametan yang di
lakukan di siang hari dan di hadiri oleh kyai, tetangga, dan sanak sodara,
untuk mendoakan keslamatan ibu dan sang jabang bayi.
c.
Sang ibu mengadakan proses
siraman yang dilakukan oleh dukun bayi, kemudian memasukan cengkir bergambar
wayang itu ke dalam baju sang ibu dan menjatuhkannya, tujuannya agar dalam
proses kelahirannya nanti, sang jabang bayi bisa lahir dengan gangsar (slamat).
d.
Anak-anak kecil mengadakan
kepungan di luar rumah, dengan menggenggam batu krikil dan melemparnya kedalam
rumah, setelah itu dukun bayi menyiprati air yang berisi bunga mawar dan uang
receh menggunakan daun dadasrep, anak-anak kecil itu berebut mengambil uang
receh tersebut, kemudian dari sekian banyak anak-anak kecil, dipilih lah satu
anak yang dianggap tampan/cantik oleh ibu hamil, kemudian anak yang dipilih itu
di dandani. Tujuannya agar bayi yang sedang dikandung, bisa secantik/setampan
anak yang dipilih dan didandani ibu hamil tersebut.
e.
Pemasangan syarat di 4 pojokan
rumah.
Bahan:
- Upih (klothokan dari pohon
Jambe) di buat keris-kerisan.
- 4 buah janur di buat
keris-kerisan.
- 4 buah kupat kepel
- 4 buah kupat lepet
- Bangle
- Tali
Dari 4 pojokan rumah, tiap pojokan nya di beri 1 buah
keris yang terbuat dari janur, 1 buah kupat lepet,1 buah kupat kepel, disertai
bangle dan di rangkai menggunakan tali. Sedangkan khusus di atas pintu tengah
rumah, di letakan upih yang sudah berbentuk keris-kerisan. Tujuan dari
pemberian syarat ini adalah untuk menolak bala, dan menjaga keslamatan bayi dan
ibu yang sedang mengandung,
MENDHEM ARI-ARI
Ari-ari disebut juga dengan plasenta. Orang-orang Jawa mempercayai bahwa
ari-ari tersebut merupakan saudara bayi tersebut. Oleh karena itu, ari-ari itu
harus dijaga dan dirawat sebaik mungkin, misal di tempat penanaman ari-ari
tersebut di beri lampu sebagai penerangan, artinya lampu tersebut sebagai simbol
‘pepadhang’ bagi bayi tersebut,
selain itu ada pemagaran dan penutupan di bagian atas pagar tersebut, tujuannya
adalah agar tidak kehujanan dan menjaga agar binatang tidak masuk. Di daerah
kabupaten Cilacap, tidak hanya penanaman, tapi juga ada masyarakat yang
menggantung ari- ari tersebut di dalam rumah, mereka menganggap cara ini lebih
aman dibandingkan di tanam. Ari-ari tersebut di masukan ke dalam wadah yang
biasanya terbuat dari tanah liat, biasanya di sebut dengan Kendhi. Untuk
menjaga agar selama digantung ari-ari itu tidak mengeluarkan bau yang tidak
sedap, di dalam kendhi tersebut di beri garam, boros, daun salam, dan kunyit.
Selama 40 hari dari kelahirannya, bayi yang baru lahir di temani oleh
botekan yang isinya adalah kunyit, bangle, bawang putih, bawang merah, sapu
yang terbuat dari padi, gunting, kaca dan sisir. Tujuannya adalah untuk
menemani, menunggu dan menjaga bayi dari makhluk-makhluk yang tidak bisa di
lihat oleh mata manusia. Kemudian, dibawah tempat tidur bayi di beri 2 bumbung yang
panjangnya kira-kira 1 kilan dan di isi lebu dengan sepadat-padatnya, tujuannya
agar badan bayi tersebut kencang, padat dan kekar. Dan pagi hari ketika memandikan
bayi, di dalam bak mandi yang berisi air, di beri manggar, agar si anak cepat
pertumbuhannya, dan pikirannya mekar.
PUPUTAN
Prosesi puputan yang diadakan di daerah Cilacap adalah dengan memotong kambing,
dan mengadakan slametan beserta marhabanan yang di hadiri oleh kyai, para
tetangga, dan sanak saudara, biasanya di laksanakan di malam hari. Setelah
memanjatkan doa bersama-sama, para tamu berdiri melingkar. Pertama-tama bayi di
gendong oleh ayahnya, kemudian kyai memotong rambutnya sedikit, setelah itu
ayah si bayi muter mengelilingi orang-orang yang berdiri itu untuk bergantian
memotong rambut si bayi, di iringi dengan lagu-lagu marhabanan, setelah selesai
rambut tersebut di masukan bersama dengan ari-ari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar