Kamis, 05 Desember 2013

Pranata Orang Hamil hingga Melahirkan di Kabupaten Cilacap

MAPATI
(4 Bulanan)

1.       Pengertian
Mapati adalah upacara yang diselenggarakan pada saat bulan keempat masa kehamilan. Upacara mapati di dalam Islam saat usia kandungan memasuki usia empat bulan dimana sang jabang bayi sudah ditiupkan rohnya, saat janin (embrio) berusia 120 hari (atau 4 bulan) di mulailah kehidupan dengan ruh, dan saat itulah ditentukan bagaimana ia berkehidupan selanjutnya, di dunia sampai akhirat.

2.       Prosesi
Prosesi mapati yang ada di daerah kabupaten Cilacap, dengan mengadakan slametan di malam hari. Di dalam prosesi slametan itu membaca 7 surat-suratan yang terdiri dari surat Yasin, surat Yusuf, surat Maryam, surat Waqiah, surat Ar-Rahman, surat Luqman dan surat Alkhafi. Slametan ini dihadiri oleh kyai, para tetangga dan juga sanak sodara untuk berdoa dan mendoakan ibu dan sang jabang bayi. Juga sebagai permohonan kepada Allah, agar nanti anak yang sedang dikandung bisa lahir sebagai manusia yang utuh, sempurna, sehat, selamat, dianugerahi rezeki yang baik, panjang umur dan juga beruntung di dunia maupun akherat nanti. Didalam acara slametan tersebut, disiapkan tumpeng yang berisi semua hasil bumi sebagai rasa syukur kepada Allah swt, juga tidak ketinggalan kupat dan urab.


MITONI
( 7 Bulanan)

1.       Pengertian
Mitoni adalah upacara yang diselenggarakan pada bulan ketujuh masa kehamilan. Pada usia 7 bulan ini, bayi sudah memiliki raga yang sempurna. Oleh karena itu tujuan dari upacara mitoni ini untuk keslamatan sang jabang bayi dan ibu, serta untuk menolak bala.

2.       Prosesi mitoni yang di selenggarakan di kabupaten Cilacap, menggunakan persyaratan:
a.     Rujak buah.
b.     Tumpeng yang berisi belut/sidat, tujuannya agar dalam proses persalinan nanti, sang jabang bayi bisa cepat keluar dari rahim ibu seakan-akan karena licin seperti belut/ sidat. Kemudian tumpeng di wadahi tampah dan di kelilingi oleh sayuran, seperti urab, tempe lagis, peyek dan berbagai jenis ikan air, tidak boleh menggunakan jenis hewan yang di sembelih seperti ayam, kambing dan sebagainya.
c.      Ada 2 cengkir yang bergambar wayang Arjuna dan Srikandi, tujuannya apabila bayi yang lahir nantinya berjenis kelamin laki-laki, diharapkan bisa setampan Arjuna dan apabila bayi yang lahir nantinya berjenis kelamin perempuan, diharapkan bisa secantik Srikandi.

3.       Prosesi
a.     Pagi hari, membuat rujak buah.
b.     Mengadakan slametan yang di lakukan di siang hari dan di hadiri oleh kyai, tetangga, dan sanak sodara, untuk mendoakan keslamatan ibu dan sang jabang bayi.
c.      Sang ibu mengadakan proses siraman yang dilakukan oleh dukun bayi, kemudian memasukan cengkir bergambar wayang itu ke dalam baju sang ibu dan menjatuhkannya, tujuannya agar dalam proses kelahirannya nanti, sang jabang bayi bisa lahir dengan gangsar (slamat).
d.     Anak-anak kecil mengadakan kepungan di luar rumah, dengan menggenggam batu krikil dan melemparnya kedalam rumah, setelah itu dukun bayi menyiprati air yang berisi bunga mawar dan uang receh menggunakan daun dadasrep, anak-anak kecil itu berebut mengambil uang receh tersebut, kemudian dari sekian banyak anak-anak kecil, dipilih lah satu anak yang dianggap tampan/cantik oleh ibu hamil, kemudian anak yang dipilih itu di dandani. Tujuannya agar bayi yang sedang dikandung, bisa secantik/setampan anak yang dipilih dan didandani ibu hamil tersebut.
e.      Pemasangan syarat di 4 pojokan rumah.
Bahan:
- Upih (klothokan dari pohon Jambe) di buat keris-kerisan.
- 4 buah janur di buat keris-kerisan.
- 4 buah kupat kepel
- 4 buah kupat lepet
- Bangle
- Tali
Dari 4 pojokan rumah, tiap pojokan nya di beri 1 buah keris yang terbuat dari janur, 1 buah kupat lepet,1 buah kupat kepel, disertai bangle dan di rangkai menggunakan tali. Sedangkan khusus di atas pintu tengah rumah, di letakan upih yang sudah berbentuk keris-kerisan. Tujuan dari pemberian syarat ini adalah untuk menolak bala, dan menjaga keslamatan bayi dan ibu yang sedang mengandung,


MENDHEM ARI-ARI
Ari-ari disebut juga dengan plasenta. Orang-orang Jawa mempercayai bahwa ari-ari tersebut merupakan saudara bayi tersebut. Oleh karena itu, ari-ari itu harus dijaga dan dirawat sebaik mungkin, misal di tempat penanaman ari-ari tersebut di beri lampu sebagai penerangan, artinya lampu tersebut sebagai simbol ‘pepadhang’ bagi bayi tersebut, selain itu ada pemagaran dan penutupan di bagian atas pagar tersebut, tujuannya adalah agar tidak kehujanan dan menjaga agar binatang tidak masuk. Di daerah kabupaten Cilacap, tidak hanya penanaman, tapi juga ada masyarakat yang menggantung ari- ari tersebut di dalam rumah, mereka menganggap cara ini lebih aman dibandingkan di tanam. Ari-ari tersebut di masukan ke dalam wadah yang biasanya terbuat dari tanah liat, biasanya di sebut dengan Kendhi. Untuk menjaga agar selama digantung ari-ari itu tidak mengeluarkan bau yang tidak sedap, di dalam kendhi tersebut di beri garam, boros, daun salam, dan kunyit.
Selama 40 hari dari kelahirannya, bayi yang baru lahir di temani oleh botekan yang isinya adalah kunyit, bangle, bawang putih, bawang merah, sapu yang terbuat dari padi, gunting, kaca dan sisir. Tujuannya adalah untuk menemani, menunggu dan menjaga bayi dari makhluk-makhluk yang tidak bisa di lihat oleh mata manusia. Kemudian, dibawah tempat tidur bayi di beri 2 bumbung yang panjangnya kira-kira 1 kilan dan di isi lebu dengan sepadat-padatnya, tujuannya agar badan bayi tersebut kencang, padat dan kekar. Dan pagi hari ketika memandikan bayi, di dalam bak mandi yang berisi air, di beri manggar, agar si anak cepat pertumbuhannya, dan pikirannya mekar.

PUPUTAN
Prosesi puputan yang diadakan di daerah Cilacap adalah dengan memotong kambing, dan mengadakan slametan beserta marhabanan yang di hadiri oleh kyai, para tetangga, dan sanak saudara, biasanya di laksanakan di malam hari. Setelah memanjatkan doa bersama-sama, para tamu berdiri melingkar. Pertama-tama bayi di gendong oleh ayahnya, kemudian kyai memotong rambutnya sedikit, setelah itu ayah si bayi muter mengelilingi orang-orang yang berdiri itu untuk bergantian memotong rambut si bayi, di iringi dengan lagu-lagu marhabanan, setelah selesai rambut tersebut di masukan bersama dengan ari-ari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar